LAPORAN
KIMIA
PENGARUH
ZAT TERLARUT PADA TITIK BEKU LARUTAN
Disusun
Oleh:
KELOMPOK
8 XII-A7
Bangkit
Ilham Mulana (04)
Prima Dana W.A (24)
Rara Sinta A.A (27)
Valencia Geovanny (31)
Prima Dana W.A (24)
Rara Sinta A.A (27)
Valencia Geovanny (31)
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH UNGGULAN TERPADU
R-SMA-BI SMA NEGERI 2 LUMAJANG
Jl. Hos Cokroaminoto no. 159 Lumajang 67311 Telp/Fax
(0334) 881036
Tahun Ajaran
2012-2013
Semester Ganjil
I. Tujuan Percobaan :
·
Mengetahui penurunan titik beku suatu zat cair akibat
penambahan zat terlarut
·
Menentukan titik beku larutan elektrolit dan non
elektrolit
·
Menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap penurunan
titik beku
·
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan
non elektrolit
II. Dasar Teori
Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
|
|
Larutan yang mudah mengion(elektrolit) akan mempunyai titik beku lebih rendah dari pada larutan non elektrolit, karena larutan elektrolit akan terurai sehingga partikelnya pun akan lebih banyak dari pada non elektrolit, sehingga larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar dari pada non elektrolit.
Menurut Hukum Backman dan Raoult bahwa penurunan titik beku dan kenaikan titik didih berbanding langsung dengan molalitas yang terlarut di dalamnya. Hukum tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. (untuk larutan elektrolit)
Keterangan:
∆Tf: Penuruan titik beku
m : Molalitas larutan
Kf : Tetapan penurunan titik beku molal
IV. Hasil Pengamatan
No
|
Zat
terlarut
|
Kemolalan
|
Titik
beku (°C)
|
1.
|
CO(NH2)2
|
1
m
|
-5
|
2.
|
CO(NH2)2
|
2
m
|
-6
|
3.
|
NaCl
|
1
m
|
-6
|
4.
|
NaCl
|
2
m
|
-7
|
Pada molal yang sama, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit.
V. Analisa
Titik beku pada air
adalah 0°C. Dengan adanya zat terlarut dalam air akan menurunkan titik beku
(<0°C), peristiwa inilah yang dikenal sebagai sifat koligatif larutan. Untuk
konsentrasi yang sama (molalitas yang sama) larutan polar akan memberikan
pengaruh yang lebih besar.
Urea senyawa non polar dan NaCl
adalah senyawa polar (terurai menjadi 1 kation Na dan 1 anion Cl). Oleh karena
itu, pada konsentrasi yang sama NaCl akan menurunkan titik beku lebih besar
daripada urea.
Dari data di atas dapat
diketahui bahwa pada kemolalan yang sama, larutan elektrolit (NaCl) memiliki
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan non elektrolit
{CO(NH2)2}. Hal ini dikarenakan, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif
larutan, yaitu kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang lebih besar
dari pada larutan non elektrolit pada konsentarsi yang sama. Selain itu, suatu
zat elektrolit akan mengalami disosiasi (penguraian) menjadi ion-ion (anion
kation) dalam larutan. Garam dapur (NaCl) merupakan zat elektrolit, dan di
dalam larutan NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl-. Sedangkan urea
CO(NH2)2 merupakan zat elektrolit yang dalam larutannya terdiri dari
molekul-molekul urea dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit
mengalami ionisasai, sehingga memiliki jumlah partikel yang lebih banyak dari
pada larutan non elektrolit, maka sifat koligatif NaCl berbeda dengan sifat
koligatif CO(NH2)2 .
Maka 0,1 mol NaCl dalam larutan akan terurai menjadi 0,2 mol partikel (ion) dengan persamaan reaksi : NaCl(aq) —> Na+(aq) + Cl –(aq).
Selain itu, diperoleh juga bahwa NaCl 1molal memiliki titik beku -6,00C dan penurunan titik beku 6,0 0C. sedangkan NaCl 2molal memiliki titik beku -7,00C dan penurunan titik beku 7,00C.
Dimana hal tersebut menandakan bahwa semakin besar kemolalan suatu larutan maka semakin rendah titik beku larutannya dan semakin besar penurunan titik bekunya.
Diketahui juga bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini dikarenakan sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut membentuk ikatan baru. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Maka 0,1 mol NaCl dalam larutan akan terurai menjadi 0,2 mol partikel (ion) dengan persamaan reaksi : NaCl(aq) —> Na+(aq) + Cl –(aq).
Selain itu, diperoleh juga bahwa NaCl 1molal memiliki titik beku -6,00C dan penurunan titik beku 6,0 0C. sedangkan NaCl 2molal memiliki titik beku -7,00C dan penurunan titik beku 7,00C.
Dimana hal tersebut menandakan bahwa semakin besar kemolalan suatu larutan maka semakin rendah titik beku larutannya dan semakin besar penurunan titik bekunya.
Diketahui juga bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini dikarenakan sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut membentuk ikatan baru. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
VI. Jawab pertanyaan
Pertanyaan :
1.
Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni (lebih
tinggi, lebih rendah atau sama)?
2.
Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan urea Terhadap :
a.Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku
larutan?
3.
Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan NaCl terhadap :
a.Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku
larutan?
4.
Pada kemolalan yang sama, bagaimanakah pengaruh NaCl(elektrolit) dibandingkan
dengan pengaruh urea(nonelektrolit) terhadap :
a. Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku
larutan?
Menurut anda apakah
yang menyebabkan perbedaan itu?
Jawaban :
1.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.
Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya.
Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut.
Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya.
Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut.
2.
a. Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya
b. Semakin tinggi
kemolalan, maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan
sebanding dengan penurunan titik beku
3. a. Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin
rendah titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit sehingga
terurai atas ion - ion
b. Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin
besar penurunan titik bekunya karena selain dipengaruhi kemolalan, penurunan
titik beku juga dipengaruhi oleh jenis larutannya elektrolit atau non
elektrolit.
4. a. Pada kemolalan yang sama, titik beku
larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah daripada larutan non elektrolit (urea)
b. Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar daripada larutan non elektrolit
b. Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar daripada larutan non elektrolit
Hal yang
menyebabkan perbedaan adalah jenis larutannya (elektrolit atau non elektrolit)
- Pada
larutan elektrolit, yaitu larutan NaCl mempunyai titik beku larutan lebih
rendah daripada larutan non elektrolit( urea) karena pada NaCl dapat
dionisasikan (terdiri atas 2 ion) sedangkan non elektrolit tidak dapat
dionisasikan
- Begitu
pula halnya dengan penurunan titik beku.. Larutan elektrolit(NaCl) mempunyai
i=2 sehingga ΔTf = mx Kf x i sedangkan larutan non elektrolit (urea) tidak
memiliki i sehingga ΔTf = mx Kf . Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar
daripada urea
Rumus ΔTf= mx Kf (larutan non
elektrolit)
ΔTf = mx Kf x i (larutan elektrolit)
ΔTf = ΔTf pelarut - ΔTf larutan
i= 1+(n-1)a
VII.
Kesimpulan
1 Makin besar
molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
2 Penurunan titik beku
larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
3 Titik beku pelarut
murni lebih tinggi daripada titik beku larutan
4 Titik beku larutan
elektrolit lebih rendah daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang
sama
5 Semakin kecil
konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
6 Untuk konsentrasi
yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih banyak daripada
larutan non elektrolit
7 Larutan elektrolit
mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit
8 Semakin tinggi
kemolalan maka semakin rendah titik bekunya
9 Semakin tinggi
kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku
VIII. Daftar Pustaka
mediana-magdalena.blogspot.com/2008/01/tugas-kimia.html
getupbangkit.blogspot.com/2010/09/laporan-kimia-titik-beku-oleh-bangkit.html
Purba,
Michael.2007.Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar