LAPORAN BIOLOGI
PENGAMATAN GIANT CHROMOSOME PADA LALAT BUAH
Oleh : Valencia Geovanny ( XIIA7 / 31 )
A. Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah :
1. Untuk mengetahui letak kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
2. Untuk mengetahui bentuk dan struktur kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
1. Untuk mengetahui letak kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
2. Untuk mengetahui bentuk dan struktur kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster.
B. Dasar Teori
Drosophila melanogaster
merupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum antropoda kelas insekta
diptera, anak bangsa cyclophorha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat
kulit instar 3, mempunyai jaws hooks), seri acaliptra (imago menetas dengan
keluar dari bagian anterior pupa), suku drosophilidae, jenis drosophila
melanogeser di indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau jawa sekitar 120
jenis dari suku drosophilidae (wheeler,1981). Drosophila melanogester yang
sering ditemukan di indonesia adalah drosophila melannoogaster ananasae,
kikawai, malerkotliana, repleta,hypocausta, imigran dll.
Lalat
buah antrophoda lainya mempunyai konstruksi modular, suatu sri segmen yang
teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama. Yaitu: kepala, thoraks,
dan abdomen. Seperti hewan simetris bilateral lainnya, drosophila ini mempunyai
poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut).
Pada drosophila, determinan sitoplasmik yang udah ada di dalam telur memberikan
informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebellum
fertilisasi, setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan
memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Drosophila memiliki warna
tubuh kuning kecoklatan dengan cicin berwarna hitam di tubuh bagian belaakang.
Betina memiliki ukuran panjang sekitar 2,5 dan yang jantan lebih kecil di
bandingkan dengan yang betina, pada bagian jantan bagian tubuh belakang lebih
gelap. Dan untuk lalat buah yang liar memiliki mata berwarna merah.
Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat
buah dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis
lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak
digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan.
D. melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua
minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya,
serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati. Berikut
merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror,1992):
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Genus:
|
|
Upagenus:
|
|
Grup spesies:
|
Grup melanogaster
|
Upagrup spesies:
|
Subgrup melanogaster
|
Spesies kompleks:
|
melanogaster
|
Spesies:
|
D. melanogaster
|
Kromosom raksasa ditemukan pada tahap interfase pada waktu proses pembelahan sel, dimana pada waktua itu kromosom melakukan replikasi secara berulang- ulang tanpa diikuti pembelahan sel Kromosom raksasa dibentuk pada saat replikasi menghasilkan kromatin yang saling berhubungan pada kromosom haploid. Pada kelenjar ludah Drosophila melanogaster tiap kromosom raksasa merupakan hasil 9 siklus replikasi. Jadi pada tiap kumpulan kromosom terdapat lebih dari serisu kromosom. Bahkan pada beberapa insekta yang lain ditemukan lebih dari 16.000 kromosom.
Kromosom raksasa ini terdiri
dari pita yang berwarna gelap dan terang yang letaknya berselang-seling saling
bergantian. Ukuran diameternya bervariasi pada tempat-tempat tertentu karena
pada bagian tertentu kromosom tersebut menggembung dan kromosom tersebut
terlihat membengkak. Bentuk kromosom raksasa pada satu jaringan berbeda dengan
jaringan yang lain karena adanya variasi letak gembungan (Kimball, 1990). Akan
tetapi perlu dicatat bahwa fungsi kromosom raksasa pada semua jaringan adalah
sama, yaitu untuk mempertinggi aktivitas metabolisme suatu sel.
C. Metodologi Penelitian
1.
Alat dan Bahan
•
Cawan petri
•
Gelas arloji
•
Kaca preparat
•
Cover glass
•
Jarum suntik
•
Pipet tetes
•
Mikroskop cahaya
•
Lup
•
Lalat buah (Drosophila melanogaster)
•
Cairan ringer
•
Acetocarmin
2. Langkah Kerja
1.
Keluarkan larva Drosophila dari media kultur dan letakkan diatas kaca preparat yang
telah ditetesi larutan ringer.
2.
Dengan menggunakan dua jarum yang dipegang
dengan kedua tangan, tusuk bagian kepala dan abdomen larva lalu tarik secara
berlawanan arah jika kurang jelas gunakan lup.
3.
Dapatkan kelenjar ludah dari bagian anterior
larva. Bila ada lemak yang menempel pada kelenjar ludah bersihkan menggunakan
jarum dan amati menggunakan mikroskop cahaya.
4.
Letakkan kelenjar ludah diatas gelas arloji
dan tetesi dengan asetokarmin dan diamkan minimal selama 10 menit dalam keadaan
tertutup menggunakan cawan petri.
5.
Ambil sediaan, letakkan diatas kaca preparat,
tetesi squades, dan tutup dengan kaca penutup.
6.
Lakukan squash dengan menekan sediaan dengan
spidol yang digulung
7.
Amati sediaan dibawah mikroskop cahaya
8.
Dokumentasikan gambar yang diamati.
D.
Hasil Pengamatan
Analisis:
Giant Kromosom ( Kromosom raksasa pada
lalat buah terdapat pada kelenjar salivanya (kelenjar ludahnya). Kromosom
raksasa ini terdapat disana karena proses endometosi dimana strad kromosom
mereplikasi terus menerus tanpa terjadi pembelahan inti. Proses endometosis
menghasilkan bentukan kromosom yang besar dan panjang menyerupai untaian pita
yang dapat disebut kromosom polytene. Kromosom raksasa biasanya ditemukan pada
stadium larva karena adanya replikasi kromosom yang berulang, hal ini pun dapat
menguntungkan larva yang sedang tumbuh cepat dari pada jika sel pada keadaan
haploid. Kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster berbentuk seperti benang
kusut dengan pita gelap terang yang letaknya berselang-seling bergantian pada
permukaannya.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar