Organisme dimana selnya memiliki
jumlah kromosom kurang dua dibanding
dengan jumlah kromosom sel normal. Organisme nullisomi dengan formula (2n-2)
secara alami tidak dijumpai, tetapi pada tanaman dapat
terjadi dengan melakukan
penyerbukan sendiri tanaman monosomi (2n -1) seperti
diterangkan di muka. Gamet
jantan yang kehilangan kromosom biasanya kurang dapat
berfungsi, maka persentase
nulisomi sangat rendah dalam keturunan dari penyerbukan
sendiri tanaman nullisomi.
Contoh pada tanaman gandum, nulisomi antara 0 - 100 %.
Ciri tanaman nullisomi antara lain:
tanaman umumnya kerdil, lemah sehingga
sulit untuk dibudidayakan, fertilitasnya kurang, dam
tidak mempunyai arti penting dalam
agronomi. Walaupun demikian tanaman nulisomi digunakan
untuk penelitian genetika,
karena memiliki sifat-sifat morfologi berbeda, yang dapat
memberi petunjuk tentang
pengaruh genetic dari kromosom yang hilang.
Analisis nullisomi dapat digunakan untuk menentukan gen dominant
terhadap
kromosom tertentu.
Tanaman diploid homozigot dominant AA disilangkan dengan
tanaman nullisomi yang mempunyai sifat resessif. Keturunan dari persilangan ini
adalah homosigot (Aa) dan hemisigot (AO). Bila tanaman heterosigot (Aa) mengadakan 14
penyerbukan sendiri maka turunan adalah 3 A : 1a.
Sedangkan bila tanaman monosomi
AO diserbuk sendiri maka sebagain besar turunannya adalah
AA + AO, dan sebagian
kecil nullisomi (resesif). Tanaman nullisomi yang disilangkan tadi yang
menghasilkan
tanaman hemisigot F1 dengan pemisahan normal 3 : 1, dam
pada F2 salah satu membawa
gen dominant.
P ♀ seri nulisomi x
♂ AA
(2n-2)
(norma = 2n)
__________________________________
F1 Aa x
Aa AO x AO
Heterosigot (normal =2n)
hemisigot (monosomi =2n-1)
_______________
________________________
F2 AA
Aa Aa aa AA AO AO
OO
Normal (2n)
(normal=2n) monosomi nulisomi
(2n-1) (2n-2)
Tanaman nullisomi dihasilkan
dengan menyerbuk sendiri tanaman monosomi,
tetapi dalam keturunan jumlah sangat kecil. Hal ini disebabkan nullisomi berasal dari
gamet jantan, bukan dari sel telur, sedangkan serbuk sari
(n + 1) yang dapat menjalankan
fungsinya pada pembuahan persentasenya kecil, seperti
pada tanaman gandum (Triticum
aestivum). Pada
tanaman gandum banyaknya sel telur n (25 %), sel telur n-1 (75 %),
tetapi serbuk sari n 90 – 100 % (rata-rata 96 %), sedang
serbuk sari n-1 0 – 10 % (ratarata 4 %).
Keturunan yang diharapkan dari penyerrbukan sendiri tanaman monosomi
adalah sebagai berikut.
15
P ♀ gandum monosomi x
♂ gandum monosomi
(2n -1) (2n -1)
Sel
telur n = 25 % Serbuk sari n
= 96 %
n – 1 = 75 % n-1 = 4 %
F1
Betina/ Jantan
|
N = 21
kromosom 96%
(90 – 100 %)
|
n-1 = 20
kromosom 4 %
(0-10 %)
|
N = 21 kromosom
25 %
|
Diploid 2n = 24 %
|
Monoploid 2n-1
= 1 %
|
n-1 = 20
kromosom 75 %
|
Monosomi 2n-1 =
72 %
|
Nullisomi 2n-2
= 3 %
|
Tanaman gandum nullisomi yang
diperoleh tidak dapat bertahan hidup sehingga dalam
kenyataannya dalam keturunan diperoleh 24 % diploid dan
73 % monosomi (1 diploid : 3
monosomi). Pada
manusia dan hewan tidak dijumpai nullisomi, karena hilangnya
kromosom berakibat lethal.